19 Januari 2008

Perhatian Kepada Jemaat di Daerah Seko

Terkirim: Sabtu, 19 Januari, 2008 9:27:24

Yth BPMS Gereja Toraja,

Saya salah seorang putra seko (seko lemo) yg merantau di Samarinda. Saya mengikuti perkembangan seko dari tulisan2 yg dimuat diinternet baik oleh Bpk Dr. Zakaria Ngelow, oleh Bpk. Alexander Mangoting dan Bpk. Francois P. Tomasoa, dan sungguh sangat menyedihkan kondisinya terutama jika dilihat dari sisi perhatian/kepedulian pelayanan Gereja Toraja (perintis/pembawa iman kristiani di seko) yg telah mengorbankan nyawanya Bpk Pdt. Sangka' Palisungan. Coba kita lihat faktanya, ditengah banyaknya pelayan (proponen atau mungkin Pdt) yang menganggur dlm Gereja Toraja tetapi justru di seko yang terdiri dari sekitar 20 Gereja hanya dilayani oleh 3 (tiga) orang pendeta. BPS jangan menempatkan posisi jemaat/orang kristen diseko ini berjuang dalam kesendirian dengan alasan daerah terisolir, justru karena kondisinya seperti itu justru memacu kita utk membangun iman, ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya. Coba belajarlah dari Gereja Setia yg sdh mulai berkembang pesat di seko, kenapa mereka bisa berkembang pesat padahal baru kemarin mengenalkan diri di seko?, ini kan pertanyaan, bagi saya bukan persoalan institusi gerejanya, karena bukan gereja yg menyelamtkan tetapi Yesus Kristus. Namun demikian apabila Gereja Toraja ingin menuai dari bibit yang sdh pernah disebar maka harus ada terobosan baru untuk memajukan pelayanan di seko. Yesus berkata, "pergilah kamu keseluruh dunia" itu berarti Yesus tdk pernah hanya menyuruh murid-muridnya untuk melayani hanya didaerah yg sdh mudah dijangkau. Dengan demikian seko merupakan sebuah komunitas yg harus dibangun kehidupannya khususnya imannya oleh Gereja Toraja.

Saya kira sdh cukup lama seko tdk mendapat perhatian yg layak dan serius dari BPMS Gereja Toraja seolah-olah seko itu tdk penting untuk diperhatikan. Saya paham mengapa jarang pdt yg mau ditempatkan di seko, salah satu alasannya adalah karena biaya/jaminan hidup yg tdk pasti karena penduduk diseko miskin-miskin, ada juga informasi bahwa kolekte diambil oleh Pnt dan Sym karena Pdt. jarang muncul. Namun demikian bagi saya kalau ada persoalan dan kita terus melihat itu sebagai masalah, bukan tantangan, maka tdk akan pernah selesai/dipecahkan. Untuk itu mensikapi keenganan Pdt2 untuk ditugaskan diseko, maka dalam pertemuan informal dengan Pak Pdt. Batti di Samarinda tgl 18 Januari 2008, saya mengusulkan agar BPS menyusun program mengenai berapa jumlah pdt yg akan ditempatkan ke seko dlm tahun 2008 misalnya, lalu berapa gaji yg akan dibayar kpd seluruh pdt tsb ditambah dengan tunjangan pelayanan didaerah terpencil (seperti pegawai negeri kalau ditempatkan diaderah terpencil ada tunjangan khususnya) lalu dimintakan kesediaan kepada beberapa jemaat kota yg mampu untuk menyatakan kesediaanya membantu membiayai dengan jumlah tertentu. Partisipasi jemaat tsb disetor kedalam rekening khusus yg harus dibuka BPMS kemudian BPMS yg akan menyalurkan ke pdt yg bersangkutan, dan BPMS hrs menyajikan pertanggungjawaban dana tsbt ke jemaat penyumbang. Mudah-mudahan dengan program ini, akan semakin berkurang Pdt yang menolak tatkalah ditempatkan di seko.

Syalom, selamat melayani. Imanuel

Set Asmapane

4 komentar:

RWM Boong Bethony mengatakan...

Yup....saya setuju usul Sdr. Set Asmapane dari Samarinda!...Kami sekeluarga dan beberapa teman pernah melakukan hal yang sama...maksud saya...kami mendukung Keluarga Hampa Tuhan (Pdt)yang ditempatkan oleh BPS Gereja Toraja, di Seko Padang! Hamba Tuhan tsb, kami minta membuka rekening di Palopo, dan no. rek. tersebut diberikan pada kami. Bantuan disalurkan lewat rek tsb. Hal yang sama, pernah saya usul pada Pdt. Yahya Boong, selaku BPS Wilayah Luwu. Juga Pada Pdt. S Bakti, selaku ketua BPS Gereja Toraja!Tapi...mungkin perhatian ke SEKO memang tidak ada!
Melalui Posting ini, Harapan ke Yayasan Ina Seko dapat kembali membicarakan hal ini pada BPS Gereja Toraja....kami siap mendukung!
"LIPUKU LIPU SEKO, KUKALEHAI, KUKAMASE- TONDOKKU TONDOK SEKO, KUKARRORONG, KUKAMASEI..SEKO MY VILAGE, ALWAYS IN MY MIND"

RWM BOONG BETHONY
http://tondokseko.blogspot.com/

VICARIYA YAHYA BOONG mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
VICARIYA YAHYA BOONG mengatakan...

eehmm..sy juga setuju dengan Sdr. set asmapane tentang keadaan di Seko,,saya juga orang seko tapi saat kuliah di UPH surabaya,jurusan hukum. jujur saya belum pernah injak seko..semenjak saya lahir tapi pengetahuan saya tentang seko cukup banyak juga,,saya mw sedikit melarat komentar Sdr. RWM bethony Boong tentang perhatian BPS dan BPS wilayah I luwu ke seko yang tidak ada. BPS dan BPSW I luwu itu sudah berusaha sebaik mungkin untuk menanggulangi problem yang ada di seko,,bapak saya (Pdt Yahya)itu punya jadwal perkunjungan ke seko bersama dgn pdt lainnya.,,jadi sapa bilang BPS g ada perhatian sama sekali ke Seko padahal BPS selalu rapat loh tentang problem di seko.ayah saya..pdt yahya orang seko asli yang mungkinlah tega liat kampung halamannya begitu. dan letak problemnya jg bkn hannya pada pelayannya tapi juga jemaat disana yang adanya perpecahan. i think we have to critical thinking.

Unknown mengatakan...

SEKO walaupun terpencil tontong Na' berkati PUANG