17 Februari 2008

Meninggal: Pdt. Yan Tandilolo,M.Div

Di saat-saat kebaktian pelepasan jenazah Ny. Barnece Sonda Samben, isteri guru senior dari Seko, A. Kamandi Samben, tanggal 16 Februari sore di Seriti, Lamasi Timur, saya menerima berita melalui HP bahwa Om Papa Lori (Pdt. Yan Tandilolo) baru saja dipanggil ke rumah Bapa dalam perawatan di RS UKI, Cawang, Jakarta. Sebelumnya pada saat-saat kritis saya sempat berbicara dengan Tante Mama Lori (Ny. magda Tandilolo-Bassiang) dan Tante Mama Richard (Ny. Tien Lembeh, iparnya) yang menunggui di ICU.

Almarhum Om Papa Lori lahir pada tgl 31 Desember 1939 di Beroppa', Seko. Putra H. Takudo, Kapala Beroppa. Menikah dengan Magdalena Bassiang, seorang perawat, dan dikaruniai seorang putri (Laurie) dan 2 orang putra (Edo dan Theo). Dalam jajaran Gereja Toraja pernah menjadi Ketua Sinode Wilayah II Luwu, Sekretaris Umum Badan Pengurus Sinode KUGT (Pdt. Dr. Theo Kobong sebagai Ketua), dan Pendeta Klasis Jawa, dan Moderamen Sinode. Pernah menjadi sekretaris dan kemudian Ketua PGIW Jakarta Raya dan sekitarnya.

Almarhum bertumbuh sebagai seorang remaja/pemuda pada saat-saat Seko diduduki Gerombolan DI/TII, tetapi kemudian dapat melarikan diri dan merantau. Almarhum menempuh pendidikan teologi pada Sekolah Pendeta Makassar, kemudian melanjutkan beberapa lamanya di Australia dalam bidang Christian Education, dan kemudian juga di STT Tiranus Bandung.

Dengan meninggalnya Om Tandilolo masyarakat Seko kehilangan salah seorang tokoh kebanggaannya. Semoga Tuhan menguatkan Tante Mama Lori, adik-adik Laurie, Theo dan Edo serta seluruh keluarga.

Catatan Wawancara

Tahun 1946 Yan Tandilolo ke Makale masuk Lagere School (berbahasa Belanda sampai tahun 1949, lalu berbahasa Indonesia), tammat tahun 1952. Pulang ke kampung dan berencana sekolah lagi tapi tidak bisa karena pendudukan gerombolan. Sempat ikut SMP gerombolan di Pehoneang, yang diajar a.l. oleh Lembeh (kakaknya), Fr. Pataang Sa'bi, Lallo Bethony, dan Panunda. Tidak lanjut, dan akhirnya menjadi pengawal Magading, komandan gerombolan yang tinggal satu tahun di Beroppa'. Magading dengan 46 orang anak buahnya (termasuk Yan Tandilolo) meninggalkan perjuangan gerombolan DI/TII ke arah Mauju. Sesudah beberapa bulan mengembara tanpa tujuan dalam kelompok kelompok kecil-kecil (3 orang), mereka akhirnya menyerahkan diri kepada TNI Batalyon 441/Diponegoro di Sempaga pada tanggal 21 April 1954.

Setelah bebas dari gerombolan Yan Tandilolo pergi ke Makki menjumpai orang tua yang sudah mengungsi di sana. Lalu Yan Tandilolo melanjutkan sekolah di SMP Kristen di Makale, menumpang pada kel. Kombo' Saroengngoe'. Waktu itu ada Kel. Lallo Bethony dan Tandi di Makale yang bekerja pada KUGT. Karena sudah pernah mengikuti pelajaran di SMP gerombolan, Yan Tandilolo dites dan ternyata bisa langsung masuk ke kelas III. Pihak Katolik menawarkan masuk SMP Katolik dengan gratis, tetapi Yan menolak. Menjelang Ujian Kel. Kombo' pindah ke Palopo sehingga pindah menumpang pada Kel. Lallo Bethony. Yan menammatkan SMP pada tahun 1957. Pada tahun 1957 itu Yan ikut PON IV di Makassar sebagai tim kebelasan sepak bola. Bersama Kadette' mereka tinggal di Makassar pada Kel. Silomba (J.S. Latief). Sesudah PON itu Yan masuk Sekolah Asisten Apotekker (di dekat Benteng Ujung Pandang) sambil belajar pada suatu SMA untuk Pegawai, yang a.l. diajar oleh Pak Siriwa (Ir.Piet Siriwa). Tidak sempat tammat. Pada suatu kesempatan jumpa dengan M.E. Duyverman (dosen Akademi Theologia Makassar), lalu Yan diterima masuk sekolah teologi pada tahun 1958. Teman-temannya a.l. Tony Furinor, dan Ch. Takandjandji, serta D.P. Kalambo.

Tammat Akademi Teologia Makassar pada tahun 1962. Tahun 1963 ikut pemuda PGI (caravan team ke Manado pimpinan Pak Kobong); dan tahun 1964 magang di GKI Jatim membantu Drs. Han Bian Kong. Diurapi sebagai pendeta Gereja Toraja pada bulan April 1965. Tahun 1965-1968 bertugas di Parepare; Pertengahan 1968 ke DGI (bekerja di Komisi Pemuda). Tahun 1969 ada tawaran beasiswa untuk studi di luar negeri. Dari 50 calon, hanya Yan (ke Australia) dan seorang dari HKBP (ke Filipina) yang lulus. Di Australia sempat menghadiri suatu konperensi PAK se-Asia di Perth (selama 3 minggu) pada tahun 1969. Bulan April 1970 sampai April 1972 studi di Australia di bidang Christian Education. Bulan Agustus 1972 ditempatkan di Palopo.

(Wawancara tgl 17 April 1991 di Tanjung Priok, Jakarta)

Zakaria Ngelow

1 komentar:

RWM Boong Bethony mengatakan...

KAMI BUKAN HANYA BERDUKA...TAPI SUNGGUH MERASA KEHILANGAN....
PADA SISI LAIN KAMI BANGGA BAHWA ADA SEORANG PUTRA SEKO YANG MEMBANGGAKAN SEPERTI BELIAU.
KIRANYA TANTE DAN SEMUA ANAK-ANAK SELALU DIBERI KEKUATAN DAN PENGHIBURAN.
AMIN.

Pdt. RW. MAARTHIN
http://tondokseko.blogspot.com/