25 September 2008

Leptospirosis di Seko?

Info awal: Drs. Tahir Bethony (Kepala SMA Neg. I Seko)meberi informasi bahwa setahun terakhir ada wabah penyakit (semacam kaki gajah?) di desa-desa Taloto, Lodang, dan Marante yang terletak di dekat hutan di hulu sungai / anak sungai Lodang, Asaang, dan hulu S. Betue. Kaki bengkak mulai dari telapak kaki sampai lutut, dan sangat nyeri. Kalau nyeri sudah sampai ke tulang belakang, maka tak lama penderita meninggal. Dalam beberapa bulan terakhir jatuh korban meninggal 4 anak-anak dan 13 orang tua. Dinas Kesehatan Prop. Sulsel dan Kab Luwu Utara sudah melakukan penelitian dan ditemukan bahwa disebabkan oleh bakteri/kuman/virus yang ada dalam kotoran hewan, kemudian masuk ke tubuh manusia melalui air. Sebab itu masyarakat dilarang memakai air sungai. (Perlu diketahui bahwa sebagaian besar masyarakat Seko, khususnya di desa-desa itu minum air mentah, tidak dimasak lebih dahulu). Mohon anda ikut memberi pencerahan bagi keluarga-keluarga untuk hidup sehat.

Info susulan: Seorang dokter di Masamba memberitahu bahwa diduga penyakit itu disebabkan bakteri leptospira.

Jika benar demikian, penjelasan berikut mengani kateri dan penyakit itu sbb:L


http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=45

LEPTOSPIRA

I. Definisi

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira berbentuk spiral yang menyerang hewan dan manusia dan dapat hidup di air tawar selama lebih kurang 1 bulan. Tetapi dalam air laut, selokan dan air kemih yang tidak diencerkan akan cepat mati.

II. Sumber Penularan

Hewan yang menjadi sumber penularan adalah tikus (rodent), babi, kambing, domba, kuda, anjing, kucing, serangga, burung, kelelawar, tupai dan landak. Sedangkan penularan langsung dari manusia ke manusia jarang terjadi.

III. Cara Penularan

Manusia terinfeksi leptospira melalui kontak dengan air, tanah atau tanaman yang telah dikotori oleh air seni hewan yang menderita leptospirosis. Bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir (mukosa) mata, hidung, kulit yang lecet atau atau makanan yang terkontaminasi oleh urine hewan terinfeksi leptospira. Masa inkubasi selama 4 - 19 hari.

IV. Gejala Klinis

Stadium Pertama
? Demam menggigil
? Sakit kepala
? Malaise
? Muntah
? Konjungtivitis
? Rasa nyeri otot betis dan punggung
? Gejala-gejala diatas akan tampak antara 4-9 hari

Gejala yang Kharakteristik
? Konjungtivitis tanpa disertai eksudat serous/porulen (kemerahan pada mata)
? Rasa nyeri pada otot-otot Stadium Kedua
? Terbentuk anti bodi di dalam tubuh penderita
? Gejala yang timbul lebih bervariasi dibandingkan dengan stadium pertama
? Apabila demam dengan gejala-gejala lain timbul kemungkinan akan terjadi meningitis.
? Stadium ini terjadi biasanya antara minggu kedua dan keempat.

Komplikasi Leptospirosis
Pada hati : kekuningan yang terjadi pada hari ke 4 dan ke 6
Pada ginjal : gagal ginjal yang dapat menyebabkan kematian.
Pada jantung : berdebar tidak teratur, jantung membengkak dan gagal jantung yang dapat mengikabatkan kematian mendadak.
Pada paru-paru : batuk darah, nyeri dada, sesak nafas.
Perdarahan karena adanya kerusakan pembuluh darah dari saluran pernafasan, saluran pencernaan, ginjal, saluran genitalia, dan mata (konjungtiva).
Pada kehamilan : keguguran, prematur, bayi lahir cacat dan lahir mati.

V. Pencegahan

Membiasakan diri dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus.
Mencucui tangan dengan sabun sebelum makan.
Mencucui tangan, kaki serta bagian tubuh lainnya dengan sabun setelah bekerja di sawah/ kebun/sampah/tanah/selokan dan tempat-tempat yang tercemar lainnya.
Melindungi pekerja yang berisiko tinggi terhadap leptospirosis (petugas kebersihan, petani, petugas pemotong hewan, dan lain-lain) dengan menggunakan sepatu bot dan sarung tangan.
Menjaga kebersihan lingkungan
Membersihkan tempat-tempat air dan kolam renang.
Menghindari adanya tikus di dalam rumah/gedung.
Menghindari pencemaran oleh tikus.
Melakukan desinfeksi terhadap tempat-tempat tertentu yang tercemar oleh tikus
Meningkatkan penangkapan tikus.

VI. Pengobatan

Pengobatan dini sangat menolong karena bakteri Leptospira mudah mati dengan antibiotik yang banyak di jumpai di pasar seperti Penicillin dan turunannya (Amoxylline)
Streptomycine, Tetracycline, Erithtromycine.
Bila terjadi komplikasi angka lematian dapat mencapai 20%.
Segera berobat ke dokter terdekat.

-------
http://konsultasikesehatan.epajak.org/leptospira/mencegah-tertular-leptospira-219.

Leptospirosis memang bisa dicegah. Sebetulnya sebutan yang benar adalah leptospirosis untuk nama penyakitnya, sedangkan penyebabnya adalah bakteri leptospira. Leptospira menular ke manusia, masuk ke dalam tubuh melalui luka di kulit, atau masuk langsung melalui mukosa mata dan mulut. Penularan antar manusia tidak ada.
Leptospira memerlukan hewan perantara dalam siklus hidupnya, yang paling sering adalah tikus, walaupun juga bisa melalui babi, anjing, kucing, dan hewan ternak. Manusia tertular penyakit tersebut bila bersentuhan dengan air kencing hewan tersebut, atau bersentuhan dengan sampah, tanah, atau air yang terkontaminasi air kencing tikus. Penularan juga bisa terjadi, bila menelan makanan yang terkontaminasi.
Jumlah pasien leptospirosis biasanya memang meningkat sewaktu musim hujan, karena leptospira bisa bertahan di air selama beberapa bulan. Jadi, memang Mbak Erna benar, bahwa penularan leptospira meningkat sewaktu musim hujan atau sewaktu banjir dan setelah banjir reda.
Apakah gejala penyakit leptospirosis? Pertama, tidak semua orang yang tertular leptospira menunjukkan gejala. Masa inkubasi penyakit ini sekitar 2-28 hari. Gejala antara lain mual, muntah, gejala serupa flu dengan demam menggigil, lemah, nyeri di betis, kadang disertai diare, nyeri perut. Mata kemerahan dan dapat disertai kulit dan mata kuning. Panas berlangsung sampai seminggu, kemudian turun. Fase ini disebut sebagai fase satu.
Sebagian pasien kemudian akan masuk fase dua, mengalami demam panas lagi, nyeri otot dan nyeri kepala yang lebih berat, mata menjadi merah karena peradangan, bahkan dapat terjadi radang selaput otak (meningitis) yang menyebabkan pasien kehilangan kesadaran. Komplikasi ke ginjal juga dapat terjadi, bahkan pasien bisa mengalami gagal ginjal akut, yang dapat berakhir dengan kematian.
Dokter mendiagnosis leptospirosis berdasarkan gejala tersebut di atas, dan pemeriksaan laboratorium seringkali menunjukkan kelainan di fungsi hati dan ginjal. Kepastian diperoleh dengan hasil tes leptospira dari sampel darah atau urine. Dengan memberikan cairan infus dan suntikan penisilin, atau minum doksisiklin, kondisi pasien seringkali dapat dipulihkan dalam beberapa hari sampai 3-4 minggu. Kadang-kadang leptospirosis dapat menyebabkan kematian.
Bagaimana pencegahannya? Pertama, hindari kontak dengan bahan yang mungkin tercemar leptospira. Anak-anak ataupun orang dewasa sebaiknya tidak bermain di tempat tergenang air sekarang ini, apalagi berenang di sana. Pakailah sarung tangan dan sepatu bot sewaktu membersihkan rumah setelah banjir usai. Minum doksisiklin sebelum datang ke daerah endemis dapat mengurangi risiko munculnya gejala yang berat dan kematian akibat leptospirosis.
dr. Zubairi Djoerban
Sumber : Republika Online

Tidak ada komentar: